Kementerian Pekerjaan Umum (PU)
menargetkan pembangunan Tol Depok (Jabar) - Antasari (Jakarta) akan bisa
diselesaikan pada 2015. Akibat melonjaknya harga tanah, pekerjaan pembangunan
tol tersebut tidak mungkin diteruskan agar rampung sesuai target awal 2014.
"Sejak awal memang proyek ini
sudah tersendat. Proyek ini baru mulai 2011 padahal sudah dijadwalkan
sejak 2006," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Ahmad Ghani
Gazali, di Jakarta, Selasa, (18/6).
Menurut Ahmad Ghani, akibat
keterlambatan pekerjaan tesebut, harga tanah di jalan tol sepanjang 12
kilometer ini naik tajam saat proyek dilanjutkan. Salah satu cara
mengatasi hambatan anggaran ini, Kementerian PU akan memberi suntikan bantuan land caping atau pembebasan lahan
sebesar Rp 2 triliun untuk dua seksi
“Suntikan dana land caping tersebut akan diberikan setelah dana talangan
pemerintah melalui badan layanan umum (BLU) sebesar Rp 380 miliar yang turun
pada 2011 lalu habis. Saat ini bantuan BLU yang tersisa tinggal Rp 20 miliar,”
jekas Kepala BPJT itu.
Untuk memudahkan proses pembebasan
lahan, menurut Ahmad Ghani, pihaknya akan menggunakan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Kepentingan Umum. Peraturan ini
berlaku setelah tahun 2014 untuk proyek yang dicanangkan sebelum 2012.
Dalam aturan tersebut disebutkan, bahwa untuk pembebasan lahan akan menggunakan
harga pasaran yang berlaku secara umum. Sedangkan prosesnya akan lebih terbuka
di pengadilan atau menggunakan skema konsinyasi.
Akibat keterlambatan proyek ini,
menurut Ahmad Ghani, nilai investasi tol Depok-Antasari mengalami lonjakan
hingga dua kali lipat yakni sebesar Rp 4,767 triliun dari sebelumnya Rp 2,515
triliun. Dana tersebut diperuntukan bagi pembangunan seksi I dengan dana
sebesar Rp 3,073 triliun. Sementara untuk seksi II dari Sawangan-Bojonggede
sepanjang 9,5 kilometer membutuhkan dana sekitar Rp 1,694 triliun. Pembangunan
seksi I seharusnya selesai pada 2009 lalu. Saat ini progres pembebasan lahan
Seksi I dari total 12 kilometer baru dibebaskan sekitar 20-30 persennya.
Di wilayah Depok, tol ini akan
membebaskan 3.213 bidang tanah di delapan kelurahan. Terdiri dari 436 bidang di
Kelurahan Pangkalan Jati, 98 di Gandul, 720 di Krukut, 402 di Grogol, 327 di
Rangkapan Lama, 572 di Rangkapan Jaya Baru, 375 di Cipayung, dan 278 di
Cipayung Jaya.
Sedangkan di wilayah Jakarta
Selatan, pembebasan akan mencakup 690 bidang tanah di lima Kelurahan.
Rinciannya, 463 bidang tanah di Cilandak Barat, 38 di Cilandak Timur, 101 di
Pondok Labu, 80 bidang tanah di Ciganjur, dan 8 di Cipedak.(Kemenpu/WID/ES)
0 komentar:
Posting Komentar